عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مَلأَ آدَمِىٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ ». Artinya: Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), JIKA TIDAK BISA DEMIKIAN, MAKA HENDAKLAH IA MEMENUHI SEPERTIGA LAMBUNGNYA UNTUK MAKANAN, SEPERTIGA UNTUK MINUMAN DAN SEPERTIGA UNTUK BERNAFAS” (HR. At-Tirmidzi)
Segala puji bagi Allah ta’ala yang mengikat hati hambaNya dalam iman, sehingga mereka sa ling ‘mengenali’ satu sama lain sekalipun mereka tidak kenal satu sama lain. Ini adalah karunia iman dan hidayah dari Allah ta’ala bagi setiap hambaNya yang dikehendakiNya. Semogakita termasuk orang-orang yang diberi petunjukNya untuk beriman dan beristiqomah dalamajaranNya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shollalahu’alaihiwasallam, Nabi akhir zaman yang membawa cahaya Islam dan menerangi penjuru timur dan barat serta mengalahkan semua musuh-musuh Islam dengan izinNya.
Persoalan kesehatan dewasa ini, dengan kondisi alam dan lingkungan yang telah habis tereksploitasi oleh manusia menjadi persoalan yang mendesak sifatnya. Betapa tidak? kini saat dunia tempat kita tinggal sudah semakin tua ditambah ulah tangan manusia yang merusak, kondisi yang ada benar-benar mengkhawatirkan. Itulah sebabnya, kesehatan dalam strukturmasyarakat moderen manapun dianggap sebagai investasi utama yang harus dijaga dan benar-benar diperhatikan. Dalam agama Islam sendiri, kesehatan adalah hal yang harus diper tanggungjawabkan di akhirat kelak. Bahkan Rasulullah SAW sendiri sudah mempraktekan pola hidup sehat sejak belasan abad yang lalu untuk menjadi warisan berharga bagi umat nya.
Melalui banyak haditsnya Rasulullah telah menjelaskan betapa kesehatan itu penting karena ibadah dan penghambaan manusia kepada Allah SWT akan lebih mudah jika ditunjang dengan kesehatan yang prima. Hadits diatas sangat jelas menggambarkan, bagaimana Rasulullah SAW begitu peduli dengan kesehatan umatnya. Dalam banyak literatur peradaban kuno, para sejarawan juga mengidentifikasi bahwa sebuah peradaban itu dianggap maju jika struktur masyarakatnya sudah membuat sistem kesehatan yang baik, sistem ini biasanya ditandai oleh adanya sanitasi (sistem pengairan) yang baik, dan pembuangan limbah yang terpadu. Kemudian aspek yang lain adalah harapan hidup ( usia ) masyarakatnya yang panjang, hal ini dilihat dari pola konsumsi dan asupan gizi masyarakat pendukung peradaban. Namun para sejarawan Barat tidak memperhatikan keterkaitan antara kesehatan fisik dengan kesehatan spiritual. Karena memang Barat sendiri mempunyai cara berfikir yang mendewakan rasionalitas empiris. Segala sesuatu diukur dengan rasio dan bukti materi.
Islam sebagai rahmat memiliki pandangan berbeda, dalam hal kesehatan Islam memandangbahwa kesehatan fisik memiliki keterkaitan dengan kondisi ruhiyah seseorang. Karena kesehatan itu sendiri adalah karunia dari Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan. Beroleh pahala apabila dijaga dengan baik dan berdosa apabila disia-siakan. Contoh hadits diatas sangat kentara, bagaimana Rasulullah SAW mengajak umatnya untuk memperhatikan apa-apa yang masuk kedalam perut seorang muslim. Bahkan secara terperinci Rasulullah SAW membagi kadar dengan sangat jelas kapasitas perut seorang manusia. Ini dimaksudkan agar tidak mendzolimi diri sendiri yang pada akhirnya akan mendzolimi orang lain. Betapa banyak penyakit yang disebabkan cerobohnya kita memasukkan segala sesuatu ke perut. Sebut saja jantung koroner, penyakit gula, kolesterol tinggi, diare, dan keracunan makanan, serta masih banyak lagi. Adalah kecerobohan kita yang tidak memilih asupan makanan ke dalam tubuh kita.
Apalagi saat ini, kita dengan mudah akan menemui jajanan kuliner hampir disetiap sudut jalan. Disatu pihak kita bergembira bahwa sudah banyak orang yang menjadi pengusaha kuliner dan sukses. Namun disisi lain, jika kesadaran makan memakan menurut sunnah Nabi SAW belum menjadi kebiasaan, maka gejala ini sebenarnya adalah awal dari kerusakan generasi. Betapa tidak, bahwa generasi yang hanya memperhatikan urusan kesenangan perut mereka tidak akan peka terhadap persoalan keumatan yang lebih besar lagi kapasitasnya. Itu sebabnya dalam urusan perut saja Rasulullah SAW sudah demikian hati-hati, dan alangkah baiknya kita sebagai umatnya mengikuti Beliau SAW dalam urusan menjaga perut kita.
Menjaga kesehatan juga adalah sebuah perintah dalam Islam. Alquran menjelaskan bahwa kita harus berupaya mencari bahan pangan yang halalan thoyyiban untuk asupan nutrisi tubuh kita. Halal berarti memenuhi kaidah fiqih dalam kandungan dan cara memperolehnya, sedangkan thoyyib lebih berorientasi kepada makanan yang baik dari segi kandungan nutrisi dan kesesuaian kondisi tubuh. Adapun hal lain dalam Islam yang juga diperhatikan, yaitu sangat dihargainya kehalalan makanan tersebut dan hubungannya dalam penghambaan. Seseorang yang biasa mengkonsumsi barang haram akan jauh dari nikmat terkabulnya doa. Ini berarti setiap muslim harus benar-benar memperhatikan makan apa saja yang masuk kedalam perutnya. Semua makanan yang masuk kedalam perut harus dipastikan halal, apalagi dalam poin ini dijadikannya tidak terkabulnya doa sebagai ancaman. Lebih dari itu bahkan Rasulullah SAW menganjurkan cukuplah makan bagi seorang Muslim hanya sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya.
Demikianlah peradaban ini dibangun diatas petunjuk dan arahan dari Allah secara langsung melalui NabiNya yang mulia. Islam sangat rasional dan dalam waktu bersamaan tetap menjaga keorisinalitasan ajarannya, yaitu bahwa semua hal memang datang dari atas langit (wahyu). Semangat berikutnya yaitu, apakah kita mau menggali kembali khasanah kehidupan Rasulullah SAW, dan mensyiarkannya untuk kemudian menjadi gaya hidup (life style). Yaitu gaya hidup sehat ala Rasulullah SAW, sehingga dengan kesehatan umatnya, Islam tampil kembali sebagai trendsetter bagi peradaban. Wallahu a'lam. (ridwan)
0 comments:
Post a Comment